Menikmati Bacaan Al Quran
Ketenangan Di Balik Bacaan Al Qur’an
Sungguh sangat beruntung seorang mukmin yang bisa menikmati bacaan Al-Quran baik ketika dibaca sendiri maupun saat mendengarkan bacaan orang lain. Sungguh sangat nikmat dan menimbulkan ketenangan yang luar biasa bahkan bisa jadi mengalahkan nikmatnya rekreasi di tempat wisata
Kami ucapkan terima kasih wa jazakumullahu khairan kepada orang-orang yang berusaha menghafal Al-Quran dengan bacaan yang sejuk didengar sehingga membuat hati menjadi lapang serta membuat betah berdiri dalam shalat walaupun berjam-jam.
Keutamaan yang luar biasa ini seharusnya mendorong kita untuk lebih berusaha bisa menikmati bacaan Al Qur’an . Nabi shallallahualaihiwasallam pernah meminta sahabat Abdullah bin Mas’ud untuk membaca Al-Quran kemudian beliau benar-benar menikmati dan merasakan ketenangan yang diikuti linangan air mata tanda rasa tunduk pada Allah
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, beliau berkata:
ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : « ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ » ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃَﻗْﺮَﺃُ ﻋَﻠَﻴْﻚَ؟ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺃُﻧْﺰِﻝَ؟ ﻗَﺎﻝَ : « ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺷْﺘَﻬِﻲ ﺃَﻥْ ﺃَﺳْﻤَﻌَﻪُ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِﻱ » ، ﻓَﻘَﺮَﺃْﺕُ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀَ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺑَﻠَﻐْﺖُ : } ﻓَﻜَﻴْﻒَ ﺇِﺫَﺍ ﺟِﺌْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺑِﺸَﻬِﻴﺪٍ ﻭَﺟِﺌْﻨَﺎ ﺑِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺆُﻟَﺎﺀِ ﺷَﻬِﻴﺪًﺍ { [ ﺳﻮﺭﺓ : ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ، ﺁﻳﺔ ﺭﻗﻢ : 41 ] ﺭَﻓَﻌْﺖُ ﺭَﺃْﺳِﻲ، ﺃَﻭْ ﻏَﻤَﺰَﻧِﻲ ﺭَﺟُﻞٌ ﺇِﻟَﻰ ﺟَﻨْﺒِﻲ، ﻓَﺮَﻓَﻌْﺖُ ﺭَﺃْﺳِﻲ ﻓَﺮَﺃَﻳْﺖُ ﺩُﻣُﻮﻋَﻪُ ﺗَﺴِﻴﻞُ
Rasulullah shallallahualaihiwasallam berkata kepadaku,
“Bacakanlah Al-Qur’an kepadaku.”
Ibnu Mas’ud berkata: Aku katakan, “Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan kepadamu?” .
Beliau menjawab, “Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku.”
Maka aku pun membacakan surat an-Nisa’, ketika sampai pada ayat [yang artinya], “Bagaimanakah jika [pada hari kiamat nanti] Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, dan Kami datangkan engkau sebagai saksi atas mereka.” ( QS. an-Nisa’: 41 ).
Aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehingga aku pun mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir.”[1]
Alasan Dibalik Sebuah Tangisan
Apakah anda pernah menangis karena bahagia? Apa alasan dibalik tangisan Anda? Apakah tangisan itu penanda akhir indah sebuah perjuangan? atau linangan air mata yang jatuh itu karena baiknya seseorang kepada Anda?
Perhatikan alasan di balik tangisan itu…
Demikianlah seorang yang beriman. Mereka menangis terharu karena Rabb-nya sudah sangat baik dan Maha Pengasih kepadanya, meskipun ia selalu bermaksiat dan lupa kepada Rabb-nya, akan tetapi Allah selalu memberikan segalanya dan kebahagiaan dunia.
Inilah ciri orang beriman, Allah ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakal.” (Al-Anfal: 2)
Dicontohkan oleh suri teladan kita, para nabi dan orang-orang shalih, mereka menangis karena Allah. Allah ta’ala berfirman,
أولئك الذين أنعم الله عليهم من النبيين من ذريه آدم وممن حملنا مع نوح ومن ذريه إبراهيم وإسرائيل وممن هدينا واجتبينا إذا تتلى عليهم آيات الرحمن خروا سجداً وبكياً
“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh dan dari keturunan Ibrahim dan Israil dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam: 58)
Hati yang Berbahagia Di Balik Linangan Air Mata
Bisa jadi mata menangis akan tetapi hati kita berbahagia. Bagaimana tidak bahagia, sementara air mata mengalir deras, ia bergumam, “akhirnya, akhirnya, akhirnya, mata ini menangis karena Allah. Bagaimana tidak bahagia, ketika ia langsung teringat keutamaan menangis karena Allah.
Nabi Muhammad shallallâhualaihiwasallam bersabda,
لا يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.”[2]
Suka menangis karena Allah melebihi cinta daripada segalanya
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,
لأن أدمع من خشية الله أحب إلي من أن أتصدق بألف دينار
“Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.[3]
Ka’ab Al-Ahbar berkata,
لأن أبكى من خشية الله فتسيل دموعي على وجنتي أحب إلى من أن أتصدق بوزني ذهباً
“Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”[4]
Semoga kita termasuk muslim yang bisa menikmati mukjizat terbesar kita yaitu Al-Quran.
@Yogyakarta Tercinta
Penulis: dr. Raehanul Bahraen
Artikel Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] HR. Bukhari 4582 dan Muslim 800[2] HR. Tirmidzi no. 1633
[2] Tautan
[3] Tautan
Ingin Belajat Menghapal Al Quran? Silakan Klik Tautan Berikut
Artikel asli: https://muslim.or.id/30383-menikmati-bacaan-al-quran.html